Hayo cepat kasih komentar

Hayo cepat kasih komentar
Kucing Lagi Nodong..where's my comment ?
SELAMAT DATANG DI FORUM KOMUNIKASI ALUMNI SEKOLAH BRUDER 79 PONTIANAK.

BLOG INI DIBUAT SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI ANTAR ALUMNI SEKOLAH BRUDER-PONTIANAK. KHUSUSNYA TEMAN-TEMAN YANG LULUS SD TAHUN 1972, LULUS SMP 1975 DAN LULUS SMA 1979.
ALAMAT EMAIL SEBAGAI BASIS KOMUNIKASI ADALAH
bruder79@gmail.com

FORUM/BLOG INI MILIK KITA SEMUA, DIPERSILAHKAN IKUT MENGELOLA BLOG INI AGAR MENJADI SEBUAH BLOG YANG BAGUS DAN BERMANFAAT.

SANGAT SANGAT DIHARAPKAN KONTRIBUSI DARI TEMAN-TEMAN UNTUK AKTIF MENGISI FORUM INI. TULISAN, ARTIKEL, FOTO-FOTO DAPAT DIKIRIM MELALUI EMAIL NANTI AKAN DIMUAT DALAM BLOG.

ATAU Silahkan langsung menulis sesuatu atau komentar dengan meng-klik "KOMENTAR" di foot-note (di bawah artikel) atau kirim email ke bruder79@gmail.com


PHOTO-SLIDE EPISODE #1

Jika teman-teman masih menyimpan foto-foto tempo dulu yang ada kaitannya dengan sekolah di AR Hakim itu, kirim melalui email kepada kami.................................................

04 April, 2009

Support Our Local Coffee

Tengah hari, masuk sms dari adikku, "bang, kecewa ya, ga jadi ke wamena?". Ups, sedikit tersentak juga dengan pesan singkat ini, segera ku balas "sedikit, tp gpp, kan cm di tunda aja, udah kangen ni sm wamena".
Beberapa waktu yang lalu sempat mendapat surprise, masuk e-mail dari seorang teman (sebenarnya sih masih sepupu....), menawarkan untuk ikut ke Wamena, untuk mengambil gambar, sepupu ku itu memang seorang photografer. Tentu saja ajakan itu segera kusambut gembira (sampe nyanyi lagu sorak-sorak bergembira... hahahahaha), apalagi semua biaya ditanggung sponsor, siapa pula yang sanggup menolak. Namun apa daya, karena sesuatu dan lain hal, perjalanan terpaksa ditunda.
Ditengah sedikit rasa kecewa yang muncul, saya mencoba menghubungi Broer Chandra di Bandung. Bro Chandra adalah seorang anak muda pencinta kopi, owner dari coffee shop Sarang Kopi, dan exclusive distibutor Bel Canto Coffee.

Bel Canto yang maknanya berarti nyanyian indah adalah produsen kopi lokal kelas premium (usia, besar biji, kebun yang sama), dan di racik oleh seorang Roast Master terkenal, David, dipasarkan eksport ke Eropa dan Amerika, dan menurut situs Alibaba penjualannya bernilai 1 juta USD per tahun.
Dari hasil berbalas pantun, eh maksudnya berbalas sms dengan bro Chandra, dan atas kebaikan bro Chandra (trims bro, udah bersusah payah.. hehehe), sehari kemudian saya mendapatkan tiga bungkus kopi,Bel Canto Aceh Gayo, Blue Lintong daaaann.... Wamena Arabica Papua. Banyak yang berpendapat Wamena Coffee, setara dengan Blue Mountain Coffee dari Jamaica yang harganya sekitar 75 - 90 usd per 16oz (454 gr). Konon bibit kopi wamena dibawa oleh seorang Belanda pada tahun (????) langsung dari Blue Mountain, Jamaica. Kopi Blue Mountain di tanam di ketinggian 1700 m dpl, sedangkan Kopi Wamena ditanam di ketinggian 1600 m dpl.
Abang belum pernah mencicipi Blue Mountain Coffe, jadi segera saja malam hari saya buka si Wamena tsb, ketika dibuka, segera saja menyeruak aroma yang memikat, memenuh sebagian ruang pantry saya, harmoni yang indah (sesuai namanya bel canto = nyanyian indah) aroma choco, earthy, honey dan fruity, alamaaaaak. Dan begitu air panas (berasal dari aqua) yang saya jerang diatas kompor mendidih (maklumlah belum punya mesin espresso), segera saya tuangkan kedalam gelas yang berisi dua sdt kopi Wamena, sesuai anjuran bro Chandra, sengaja tidak diaduk agar aroma kopi tetap terikat, dan terkunci di air, dan aroma yang tercium menjadi earthy, choco, fruity, herbal, sedikit tercium tobacco. Luar biasa. Beberapa menit kemudian dengan tak sabar, segera diseruput, si abang rasanya melayang-layang bagaikan bangsawan perancis sedang mencicipi wine (huahahahahaha kapan ke perancis bang.. hehehe, kalo ke paris sih udah.. itu tuh..kawasan di ujung jalan Yani Pontianak, daerah rumahnya Yoseph Oendoen), ditahan dirogga mulut sebentar untuk menikmati rasa, tetap terasa earthy, choco dan sedikit fruity. Setelah di teguk, dilidah masih terasa choco, nutty, spicy dan herbal, dengan tingkat asam yang lembut. (halaaaaah, si abang ni, kaya udah jadi ahli kopi aja...). Ya, tentu saja ini adalah penilaian pribadi abang, yang memang bukan ahli kopi, hanya penikmat saja. Sangat mungkin berbeda dengan penilaian seorang yang memang ahli kopi dan terbiasa melakukan cupping test.
Ingatan abang pun segera melayang ke Wamena. Wamena adalah kota yang unik di Papua, terletak di lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya.(tentu banyak koteka di sana...)

Ditempuh lewat udara dari Jayapura, ya.. hanya lewat udara. Dan yang unik, jika "jalan" udara lainnya adalah berupa koridor imajiner, dari Jayapura ke Wamena adalah koridor visual, artinya pesawat udara (sekelas F-28) melewati celah gunung. dan konon hanya ada dua koridor yang bisa dilewati F-28, dimana cuaca sangat menentukan penerbangan, karena jika kabut, maka jarak pandang di koridor tsb sangat terbatas dan sangat berbahaya, karena di kiri kanan adalah dinding gunung. Tidak ada jalan darat yang menghubungkan Wamena dengan kota lain. Wajar jika harga-harga di Wamena amat sangat muahaaaal (bensin 30ribu/l, beras 25ribu/kg, semen 600ribu/zak...), karena segala sesuatu dikirim hanya melewati udara. Namun pemandangan di Wamena amat sangat indah, dengan temperatur rata-rata 25 derajat C, bahkan di malam hari lebih dingin lagi (asyik buat ngopi.... hehehe..)
Kembali ke kopi, sebenarnya kopi lokal kita sangat terkenal, sebutlah misalnya Aceh Gayo, Sumatra Sidikalang, Toraja, Lampung, Bali, Flores dsb. Bahkan warung kopi dan produsen kopi berskala internasional pun banyak memakai kopi lokal dari Indonesia, hanya saja mereka mengemasnya sedemikian rupa dan memakai merek mereka sendiri, sehingga terkesan bukan berasal dari Indonesia. Bahkan abang pernah membaca dalam salah satu situs, bahwa kopi Toraja dipaten kan oleh orang luar. Kapan kita akan mulai mau mengahargai produk lokal kita dengan baik?? Bukankah sebenarnya ini adalah kekayaan daerah juga, bahkan dapat mengharumkan nama daerah tersebut, seharum wangi kopi, dan seharum bunga kopi kala sedang berbunga ???? Jangan sampai tragedi reog, lagu rasa sayange, batik atau lainnya, terulang kembali, di klaim oleh orang di luar Indonesia, baru kemudian kita ramai meributkannya, hanya dengan sekedar demo, dan menggerutu, apalah artinya......
Mungkin sudah saatnya kita memulai dengan fair trade pada pekebun kopi, sambil terus melakukan pendampingan agar kwalitas tetap terjaga, kesejahteraan pekebun pun terjaga. Serta selalu memesan jenis kopi lokal Indonesia kala ngopi di coffee shop mana pun.
Support our local coffee, bravo. Kalau bukan kite, sape agik bro.??
Tentu saja semua terserah dan berpulang kepada anda masing-masing.
Horas Jala Gabe, Mauliate Godang, Merdeka... hahahahahahahaha...
Read More......

29 Maret, 2009

EARTH HOUR 2009






Sabtu, 28 Maret kemarin, oleh WWF diadakan suatu kegiatan yang dinamakan EARTH HOUR dimana pada hari tersebut mulai jam 20:30 hingga 21:30 waktu setempat, di lebih 900 kota di 80 negara yang ikut ambil bagian dari kampanye ini, mematikan sebagian dari lampu-lampu dan peralatan elektronika lainnya.
Hal ini dimaksudkan sebagai suatu kampanye hemat energi, mengurangi polusi, juga berkaitan dengan Global Warming, dalam rangka merawat bumi agar menjadi nyaman dan aman di huni oleh kita.
Tentu, sebagaimana program atau ide apapun di dunia ini, pastilah ada yang pro dan kontra. Tidak menjadi masalah, karena setiap orang bebas mengutarakan pendapatnya.
Namun kenyataannya, masih cukup banyak orang yang peduli dan mau ikut serta dalam program ini dengan sadar dan sukarela.
Banyak relawan yang ikut mendukung program ini dengan berbagai cara, diantaranya dengan mengirim e-mail kepada komunitas dan teman-temannya, ikut menyebarkan selebaran himbauan, bahkan ada beberapa yang "ngepos" di mall-mall dan pusat perbelanjaan dalam rangka menyampaikan program ini kepada publik.
Program ini diikuti oleh banyak negara, seperti misalnya :
- Sydney Australia, Opera House dan sekitarnya digelapkan.
- Kep. Chantam Selandia Baru, generator diesel dipadamkan
- Kuala Lumpur, KL Tower digelapkan
- Dubai, Burj Al Arab dan Burj Dubai mematikan lampunya
- Paris, Eifel, Notredame, dan Elysyee mematikan lampunya
- Toronto, CN Tower meredupkan lampunya
- Jakarta, Gubernur Fauzi mematikan lampu di Balai Kota, Bundaran HI dan Air Mancur nya, Patung Pemuda, Monas dan Air Mancurnya, serta Air Mancur Arjuna Wiwaha.
Google pun ikut mendukung acara ini, sejak jam 12:30 hingga berakhirnya acara Earth Hour, halaman utama Google di AS, Columbia, Canada, Denmark, Irlandia, dan Great Britain, menggunakan latar hitam dengan slogan We've turned the lights, now it's your turn - earth hour
Saya mengirimkan email dan sms ke beberapa rekan, mengajak untuk berpartisipasi terhadap acara ini, dan yang menggembirakan, pada jam 20:30 saya kebanjiran sms dari rekan2 yang menyatakan bahwa mereka mematikan lampu dirumah mereka masing-masing. Sungguh luar biasa. Ada diantara sms itu yang menceritakan tetangga mereka heran melihat rumah mereka gelap, ada juga yang harus bersusah payah menerangkan pada anaknya yang masih SD mengapa mematikan lampu, tapi yang jelas, semangat mereka semua perlu diacungkan jempol. Selamat, anda telah menjadi bagian dari se milyard orang di muka bumi yang peduli dengan bumi yang menjadi tempat tinggal kita.
Memang program ini tidak serta merta memberikan hasil, namun kepedulian untuk ikut serta merawat bumi yang kita huni adalah yang lebih penting.
Tentu ini bukanlah program satu-satunya, ada banyak program lain sebut misalnya konservasi hutan, advokasi dan pemberdayaan masyarakat disekitar hutan, kampanye hemat air, penghijauan di sekolah-sekolah serta lingkungan pemukiman,dsb.
Semoga kita semua terus menerus diberi kesadaran untuk merawat bumi, karena harmonisasi antara manusia dan alam akan membawa kedamaian.
Horas Jala Gabe, Mauliate Godang, Merdeka... hahahahahaha..
Read More......

Rawat Tubuh Anda

Kehidupan di kota besar, yang sarat dengan pulusi, menyebabkan kelelahan jiwa dan raga. Itulah sebabnya mengapa banyak bermunculan tempat untuk merilekskan diri, ada spa, pijat reflexi, yoga, meditasi dsb.
Merawat diri (tubuh) dengan bahan yang ada disekitar kita, bahkan dari dapur kita?? mengapa tidak?
Wajah merona segar, kulit halus, rambut bercahaya, tak hanya bisa didapat di salon atau spa yang merogoh kocek dalam-dalam. Ikuti tips berikut ini.
RAMBUT
Sebelum keramas, campur 2 sdm madu (sebaiknya madu hutan), dan 3 sdm minyak zaitun, aduk rata dan oleskan pada setiap helai rambut. Diamkan 15 menit, lebih baik jika ditutup dengan shower cup. Setelah 15 menit, cuci bersih dengan shampoo dan lanjutkan dengan kondisioner, bilas hingga bersih dan keringkan (jangan pakai pengering rambut)

WAJAH
1 sdm yoghurt (pilih yang biasa, bukan low fat)
1 sdt madu (sebaiknya madu hutan)
campur dan aplikasikan pada wajah dan leher sebagai masker, setelah 15 menit, bersihkan dengan air hangat, lanjutkan dengan air dingin, keringkan dengan cara ditepuk tepuk dengan handuk (jangan di gosok)
Jika kulit anda kering, tambahkan madu, jika kulit anda berminyak, tambahkan perasan jeruk lemon atau jeruk nipis.

TUBUH
2 sdm kopi bubuk (bukan kopi instant, dan usahakan kopi asli)
2 sdm madu (sebaiknya madu hutan)
campur dengan sedikit air hangat, aduk hingga menjadi pasta.
Gosok keseluruh tubuh, sebagai scrub,
biarkan sejenak sehingga agak kering, gosok kembali perlahan agar kulit mati terlepas, dan bilas dengan air hangat di lanjutkan air dingin

KUKU
Rendam kuku dalam air hangat yang sudah ditambahkan perasan jeruk lemon, sikat perlahan dengan nail brush, bersihkan dan keringkan jari anda, lalu pijat dengan minyak wijen, biarkan minyak wijen meresap selama 20 menit.

Mudah dan murah bukan? Kalau anda lakukan dengan teratur, niscaya anda akan mendapatkan manfaat yang nyata, dari bahan alami, mudah dan murah.
Dan sebagai pelengkap anda dapat lanjutkan minum ramuan herbal (jamu, usahakan dari bahan segar), perbanyak air putih, sayur dan buah, kurangi daging, ganti dengan ikan laut/sungai. Lakukan meditasi atau yoga, dan jangan lupa selalu dekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.
Selamat mencoba
Horas Jala Gabe, Mauliate Godang, Merdeka.... hahahahahahaha
Read More......

Lepaskan lah dan Gengam Erat lah

Peristiwa demi peristiwa mengiringi perjalanan hidup kita. Peristiwa peristiwa itulah yang memberi berjuta warna pada perjalanan hidup kita, dan menjadikan kita semakin berarti.
Dengan Peristiwa yang ada, kita telah belajar, sedang dan akan terus belajar, karena peristiwa tak akan pernah lepas dari kehidupan kita.
Tetapi banyak diantara kita yang kadang-kadang terjebak dan tak bisa keluar dari suatu peristiwa yang dialami.
Kita mengalami kebingungan antara melepas apa yang harus dilepas dan menggenggam erat sesuatu yang memang harus dipertahankan dalam kehidupan.
Tentu semua ini tergantung dari nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita.
Banyak hal yang seharusnya kita lepaskan dalam kehidupan, pun demikian banyak hal yang harus kita genggam erat, hanya masalahnya sering kita terbalik-balik dalam mengambil sikap ini.
Konon, ada sebuah cara unik di Afrika, untuk menangkap monyet dalam keadaan hidup dan tak terluka, untuk dijadikan hewan percobaan ataupun anggota sirkus.
Sang pemburu monyet menggunakan toples berleher panjang dan sempit, yang ditanam kuat didalam tanah dan hanya mulut botolnya yang berada diatas tanah. Toples yang berat tersebut diisi dengan kacang dan diberi aroma yang sangat kuat yang akan memikat monyet. Keesokan harinya sang pemburu akan mendapatkan monyet yang terperangkap dengan tangan terjulur kedalam botol.
Ternyata monyet tersebut tak mau melepaskan genggaman tangannya, sebelum mendapatkan kacang yang menjadi jebakan. Monyet-monyet itu mengamati, membaui, dan menjulurkan tangan untuk mendapatkan kacang, dan kemudian terjebak. Selama tangan monyet yang berisi kacang menggenggam erat, ia tak akan bisa terlepas, tetapi sebenarnya kalau sang monyet mau melepaskan genggaman dengan resiko kehilangan kacang, ia akan mudah terlepas dari jebakan. Selama ia mempertahankan kacang dengan menggenggam erat, selama itu pula ia terjebak, dan tak dapat pergi kemana-mana.
Cerita ini memang lucu, kita mentertawakan kebodohan si monyet. Tetapi mungkin, kita sedang mentertawakan diri kita sendiri. Betapa seringnya kita menggenggam erat permasalahan yang kita alami, layaknya monyet yang menggenggam kacang dan terjebak. Kita sering mendendam, tak mudah memberi maaf, dan selalu mengingat-ingat kejadian yang "menyakitkan" kita. Kita tak mudah melepas maaf, memendam amarah, seakan tak mau melepaskannya untuk selamanya.
Seringkali kita "membawa toples-toples itu" kemanapun kita pergi. Dengan beban yang berat itu kita mencoba untuk terus melangkah, sekalipun tau dan sadar, bahwa melepas beban akan mempermudah dan meringankan langkah kita. Tanpa sadar, sebenarnya kita sedang terperangkap.
Bukankah lebih mudah sebenarnya melepaskan masalah yang sudah lewat, bahkan sudah basi, untuk menatap masa depan yang lebih cerah??. Daripada selalu mengingat-ingatnya.
Bukankah lebih menyenangkan, memberi maaf bagi setiap orang yang pernah berbuat salah kepada kita? karena bisa jadi kita pun pernah dan sering berbuat salah pada orang lain dan mengharapkan maaf juga.
Ada masalah yang bisa kita selesaikan, ada yang hanya separuhnya saja terselesaikan, ada yang hanya sepertiganya saja, bahkan ada masalah yang memang diluar batas kemampuan kita.
Tetapi intinya, lepaskanlah apa yang memang seharusnya tak digenggam, dan genggam eratlah apa yang memang seharusnya dipertahankan. Semua kembali kepada anda, sahabat.
Horas Jala Gabe, Mauliate Godang, semoga bermanfaat.... Merdeka.... hahahahahaha
Read More......

HORAS !!!

Saat ini perekonomian sedang sulit
Harga melambung
Hidup tambah SIMANUNGKALIT
Gaji relatif tetap, tapi rasanya SAGALA PANDAPOTAN MANURUNG
Terpaksa SIHOTANG
Hidup bagaikan mendaki TOBING
Tak ada lagi HARAHAP
Palak pusing sampai SIBUTAR BUTAR
Rambut rontok nyaris POLTAK
Jumlah orang miskin PANGARIBUAN
Anak menangis MARPAUNG PAUNG
Otak serasa SITOMPUL
Tapi anehnya kita disuruh sabar SITORUS
Janganlah putus HARAHAP katanya
Mintalah PARLINDUNGAN
Supaya BONAR BONAR selamat
Yaaakh...
BUTET dah !!!!!

Read More......